5 Faktor Penyebab Kerusakan Jalan

Kegagalan konstruksi yang mengakibatkan perkerasan jalan gagal adalah hal yang mungkin terjadi di setiap kegiatan konstruksi. Bahkan hal ini sudah dicantumkan dalam undang-undang No.19 tahun 1990 tentang jasa kontruksi yang mensyaratkan agar kegagalan bangunan dimasukkan didalam kontrak agar bisa menjaga asas keadilan. Faktor penyebab kegagalan konstruksi ini pada dasarnya sangatlah luas tergantung aspek yang dilihat. Mulai dari pelaksanaan proyek yang tidak benar, sistem pengawasan, kerusakan peralatan, instalasi produksi tidak tepat, gangguan selama proyek hingga berbagai faktor alam yang menyebabkan kerusakan jalan. Bentuk dan penyebab kerusakan jalan yang terjadi di ruas jalan bentuknya pun sangat beragam, mulai dari retak-retak (cracking), lobang-lobang (pothole), bergelombang (corrugation) hingga membentuk alur cekungan jejak roda kendaraan (rutting) dan genangan aspal di permukaan jalan (bleeding). Berikut ini terdapat 5 faktor penyebab perkerasan jalan mengalami kegagalan karena faktor alam:

1. Air

Apabila sistem drainase sepanjang jalan tidak sempurna dalam penyusunan maupun perawatan akan menyebabkan air naik dan menggenangi jalan. Sedangkan daya dukung tanah pada badan jalan sebenarnya sangat dipengaruhi kandungan air yang ada di dalamnya. Apabila kandungan air optimum telah terlampaui maka daya dukung tanah pun menjadi menurun. Jika muka jalan tergenang maka kondisi saturated pun akan terjadi. Alhasil daya rekat antar butiran tanah sangat kecil atau tidak merekat sama sekali. Lalu gesekan antar partikel menurun tajam dan saling mengunci antar partikel yang tidak bekerja. Kondisi ini membuat kemampuan tanah yang mendukung beban sangat kecil dan akan hilang. Sementara kendaraan tetap memberikan beban dengan melewati jalan, lalu terjadilah penglepasan antar butiran tanah dan membuat permukaan jalan pecah dan amblas. Dapat dibayangkan jika jalanan terbuat dari jalan tanah tanpa soil stabilizer atau tidak menggunakan stabilisasi tanah yang tepat.

2. Bahan Organik

Aspal merupakan campuran antara mineral dan Bitumen. Bitumen merupakan bahan berwarna coklat hingga hitam, menjadi keras hingga cair dan bersifat larut pada Cs2 atau CCL4 dengan sempurna. Sifatnya lunak, tidak larut dalam air, dan mengandung zat organik terdiri dari gugus aromat dan bersifat kekal. Namun jika terkena bahan organik pun perkerasan jalan akan gagal. Misalnya dengan banyaknya daun dan ranting yang jatuh di atas aspal dan jalan jarang dilewati, tentu akan menyebabkan pelapukan jangka panjang. Sedangkan yang paling sering terjadi di perkotaan adalah munculnya akar pohon yang menjulang ke atas atau membesar. Sehingga tanah pun akan menjadi guntukan dan retak atau pecah.

3. Kurangnya Cahaya Matahari

Cahaya matahari juga perbengaruh pada kuat tidaknya struktur lapisan jalan yang ada di perkotaan. Jika jalan sepenuhnya tertutup dan tidak terkena matahari maka kemungkinan rusak semakin besar. Hal ini diakibatkan karena partikel tanah dan jalan tidak bisa melekat dengan sempurna.

4. Sifat Tanah (Tekstur dan Struktur)

Tekstur dan struktur tanah juga menjadi salah satu pertimbangan penting saat melakukan kontruksi jalan. Jika tekstur tanah keras akan lebih mudah dilakukan pembuatan jalan, namun jika teksturnya lembek maka harus dilakukan penambahan batu atau sirtu agar tanah bisa mengeras. Kesalahan dalam melakukan tahap konstruksi ini yang seringkali membuat jalan cepat rusak.

5. Beban Angkutan (tonase) Berlebihan

Berdasarkan aturan baku, aspal pada dasarnya tidak bisa dilewati oleh semua jenis kendaraan. Terlebih kendaraan yang beroda 6 ke atas yang memiliki massa 5 ton ke atas. Sebenarnya penanggungan beban aspal memiliki batasan, berbeda dengan jalnaan beton yang bisa menahan berat mobil segala jenis. Jika dibiarkan jangka panjang tentu jalan akan mengalami kerusakan yang lebih parah.

Fakto-faktor penyebab kerusakan jalan yang sering terjadi, bisa saja semakin diperparah dengan pelaksanaan konstruksi perkerasan jalan yang tidak tepat. Misalnya dengan aturan proyek yang tidak dilakukan dengan benar hingga kesalahan melakukan komposisi bahan penyusun jalan.

Sumber